SUKABUMI (Suara Karya): Bencana kekeringan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat kini meluas. Jumlah lahan pertanian yang mengalami kekeringan di kabupaten terluas di Pulau Jawa ini terus bertambah.
Saat ini, sekitar 9 ribu hektare lahan persawahan di Kabupaten Sukabumi mengalami puso, rusak berat dan rusak ringan. Hal itu terjadi, menyusul musim kemarau yang menimpa kabupaten ini.
Sejak empat bulan terakhir ini, Kabupaten Sukabumi ditimpa musim kemarau. Hingga awal September ini, tercatat 9 ribu hektare lahan persawahan mengalami kekeringan.
Dari 9 ribu hektar lahan persawahan tersebut, berdasarkan data di Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi yang diperoleh Suara Karya, Rabu (12/), 2.359 hektare di antaranya mengalami puso, dan 5.117 hektare mengalami rusak berat. Sisanya, sekitar 1. 506 hektare rusak ringan. Itu, dari total 64.077 hektare lahan persawahan yang ada di Kabupaten Sukabumi.
Kerugian akibat bencana kekeringan tersebut, ditaksir mencapai Rp 127 miliar. Dan, bencana kekeringan terparah terjadi di sejumlah kecamatan yang berada wilayah selatan Kabupaten Sukabumi seperti di Kecamatan Surade, Sagaranten, Ciracap, Ciemas, Jampang Tengah, Kalibunder, Waluran, Cimanggu, Lengkong, Pabuaran, Cidadap, Curug Kembar Jampang Kulon dan Cidadap.
Umumnya, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi Ajat Sudrajat, lahan persawahan di wilayah kecamatan tersebut merupakan lahan persawahan tadah hujan. Karena itu, katanya, lahan persawahan yang mengalami kekeringan sulit diselamatkan.
Sejauh ini, disebutkan Ajat, lahan persawahan yang bisa diselamatkan dari bencana kekeringan ini diperkirakan sekitar 50 persennya dari total jumlah keseluruhan lahan persawahan yang tertimpa kekeringan.
"Untuk mencegah semakin meluasnya dampak kekeringan ini, kami terus melakukan pemantauan. Dan, dalam waktu dekat ini kami akan segera memperbaiki 80 unit saluran irigasi," ucap Ajat kepada wartawan di Sukabumi.
Kecuali menimbulkan kerusakan lahan persawahan, bencana kekeringan di Kabupaten Sukabumi ini juga mengakibatkan krisis air bersih. Ribuan warga di wilayah selatan ini mengalami kesulitan air bersih untuk keperluas masak dan minum. Sedangkan, untuk kebutuhan mandi dan mencuci mereka memanpaatkan sisa - sisa air di sungai yang berada di sekitar pemukiman penduduk. (Heddi)
Sumber:suarakarya-online.com
Thanks for reading & sharing Info Sukabumi
0 komentar:
Post a Comment